Pada
hukukm II Kirchhoff sebenarnya bunyinya hampir sama dengan hukum
I Kirchhoff, yang membedakan adalah kalau hukum I Kirchoff itu digunakan untuk
arus dalam percabangan sedangkan hukum II Kirchhoff digunakan untuk menghitung jumlah tegangan
pada suatu lintasan tertutup.
Hukum
II Kirchhoff digunakan untuk menghitung besaran-besaran yang terdapat pada
rangkaian listrik. Besaran itu diantaranya kuat arus pada suatu cabang ataupun
beda tegangan antara dua titik. Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa:
“Pada
setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah
penurunan (aljabar) gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan (aljabar) tegangan
(IR) sama dengan nol ”.
Hukum Kirchhoff Tegangan (KVL,
Kirchhoff Voltage Law) merupakan hukum kirchhoff tegangan atau yang sering
disebut Hukum II kirchhoff. Tegangan ini dapat juga dinyatakan dengan persamaan
matematika sebagai berikut:
Gambar 5 Gambar Penjelasan Hukum II Kirchoff
Harus
dipahami bahwa penggunaan hukum Kirchoff ini berlaku pada rangkaian tertutup.
Jika rangkaian listrik terdiri dari beberapa rangkaian tertutup, maka dalam
analisanya dibuat persamaan menurut rangkaian tertutup satu per satu.
Keterangan :
Σ
= jumlah ggl sumber arus (V) I =
arus listrik (A)
ΣIR = jumlah penurunan tegangan (V) R = hambatan
(W)
Maksud
dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik
yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi listrik bisa
digunakan atau diserap.
Perjanjian tanda untuk ggl (ε) dan kuat arus (I) dalam persamaan di atas adalah sbb.
v Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dg
arah tertentu, namun jika memungkinkan usahakan searah arah arus.
v Kuat arus bertanda
positif jika searah dengan arah loop dan negatif jika berlawanan arah dengan arah loop.
v Bila ketika mengikuti
loop sesuai dengan arah loop, kutub positif dijumpai lebih dulu dari kutub
negatifnya, maka ggl bertanda positif, dan negatif jika sebaliknya.
Beda potensial (tegangan
jepit) antara dua titik pada suatu cabang, misalnya antara titik a dan b,
dihitung dengan persamaan:
3.1 TEGANGAN PADA RANGKAIAN LISTRIK TERTUTUP
Pada
suatu rangkaian arus tertutup terdapat suatu pembagian tegangan yang sangat
tertentu. Pembagian tegangan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus
yang sesuai. Contoh:
Gambar 6 Rangkaian
arus dengan dua sumber tegangan
Kedua
sumber tegangan dengan tegangan sumber US1 dan US2 elektron-elektronnya menggabungkan
diri dalam memberikan pengaruhnya secara keseluruhan. Disini sumber tegangan
tersebut bereaksi dalam arah yang sama. Mereka mengendalikan arus I sesuai dengan tahanan yang ada.
Arus I merupakan penyebab terjadinya tegangan
jatuh pada tahanan R1, R2 , R3
Pada
suatu persamaan antara tegangan sumber dengan tegangan jatuh diketahui, bahwa
hal tersebut sama besarnya, artinya yaitu tegangan sumber terbagi kedalam
rangkaian arus secara keseluruhan. Dari situ dapat disimpulkan hukum II Kirchhoff.
US1 + US2 = I
. R1 + I . R2 + I
. R3
Dalam
praktiknya suatu rangkaian arus biasanya hanya terdiri atas sebuah tegangan
sumber dan satu atau beberapa beban.
Gambar 7 Rangkaian arus dengan sebuah sumber tegangan
Disini
berlaku:
US = I
. R1 + I . R2
Kita
hubungkan lampu seperti yang tersebut diatas pada suatu kotak kontak, dengan
demikian maka tegangan klem U kotak
kontak dalam hal ini berfungsi sebagai tegangan sumber US.
Gambar 8 Rangkaian arus dengan suatu tegangan klem
Maka
berlaku:
U = I . R1 + I . R2;
disederhanakan
menjadi:
U = I
(R1 + R2)
Hukum
II Kirchhoff juga dapat digunakan untuk bermacam-macam. Dia memungkinkan untuk
menentukan suatu tegangan sumber yang belum diketahui arus atau suatu tahanan.
Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu loop
tertutup maka jumlah sumber tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
Gambar 9 Contoh
suatu loop tertutup dari rangkaian listrik
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 9 di atas,
rangkaian ini terdiri dari sumber tegangan dan empat buah komponen. Jika sumber
tegangan dijumlah dengan tegangan jatuh pada keempat komponen, maka hasilnya
adalah nol, seperti ditunjukan oleh persamaan berikut.
Kuat
arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa aturan sebagai
berikut :
v
Tentukan arah putaran
arusnya untuk masing-masing loop.
v
Arus yang searah
dengan arah perumpamaan dianggap positif.
v
Arus yang mengalir
dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif.
v
Pada loop dari satu
titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
v
Jika hasil
perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila negatif
berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.
3.2 TEGANGAN
PADA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN SATU LOOP
Rangkaian satu loop adalah suatu rangkaian tertutup
yang tidak bercabang. Telah kita ketahui sebelumnya bahwa kuat arus listrik
dalam suatu rangkaian tak bercabang di mana-mana sama besar. Jadi, rangkaian
satu loop hanya memiliki satu nilai kuat arus. Besar dan arah kuat arus ini
dapat dengan mudah kita tentukan dengan mengaplikasikannya dalam hukum II
kirchhoff. Agar kita dapat memahami lebih jelas lagi aplikasi ini, perhatikan
contoh rangkaian berikut.
Tentukanlah kuat arus (I) yang mengalir dalam rangkaian di samping!
Penyelesaian:
Misalkan E1=6
V, E2=3 V, R1=8 W,
R2=5 W, hambatan dalam
r1 = r2 =1 W rangkaian
ini hanya terdiri dari sebuah loop, misalkan arahnya searah dengan arah jarum
jam maka kuat arus I dapat ditentukan dengan hukum II kirchhoff, yaitu:
SE + S(IR)=
0
-E1 + E2 + I (R1 +R2 + r1 + r2) =0
- 6 + 3 + I (8 +5 +1 +1) = -3 +I (15) = 0
15 I = 3
Rangkaiannya menjadi:
3.3 TEGANGAN
PADA RANGKAIAN LISTRIK MAJEMUK
Rangkaian listrik majemuk adalah suatu rangakaian
listrik yang terdiri dari dua loop atau lebih. Sebelum mempelajari rangkaian
listrik majemuk ini kita harus memahami dan mengerti dulu cara menyelesaikan
masalah pada rangkaian listrik satu loop dengan menggunakan hukum II kirchhoff.
Materi tersebut merupakan bekal teori bagi kita untuk mampu menyelesaikan
masalah rangkaian listrik majemuk.
A.
Rangkaian
listrik Majemuk dua loop.
Aplikas hukum II kirchhoff pada
rangkaian listrik majemuk dua loop, yaitu:
B.
Rangkaian
Listrik Majemuk lebih dari dua Loop
Untuk
rangkaian majemuk yang lebih dari dua loop, cara penyelesaiannya tetap
berdasarkan pada Hukum I dan II Kirchoff. Dengan menggunakan subtitusi atau
eleminasi persamaan-persamaan yang ada, maka harga-harga I yang terdapat pada rangkaian dapat ditentukan.
Gambar 10 Rangkaian Listrik majemuk dengan lebih dari dua loop
Analisis menurut Hukum Kirchoff
I, rangkaian ini mempunyai dua titik pertemuan yaitu titik C dan F, maka pada
titik ini berlaku
Titik
C:
Titik
F:
Untuk
memahami Hukum Kirchoff II, rangkaian di atas dapat dibuat tiga lingkaran
tertutup yaitu : I, II dan III.
Pada lingkaran I, yaitu lingkaran
A – B – C – F – A, maka terjadi:
V1 - I1R1 -
I2R2 + V2 – I1R5 =
0
Pada lingkaran II yaitu lingkaran
F – C – D – E – F, maka terjadi:
-V2 + I2R2 -
I3R3 – V3 - I3R4 =
0
Pada lingkaran III, yaitu A – B –
C – D – E – F –A, maka terjadi:
V1 - I1R1 -
I3R3 V3 - I3R4 –
I1R5 = 0
Untuk
mempermudah penggunaan hukum Kirchoff perlu diketahui:
v Dalam
menentukan arah arus pada tiap cabang bebas tetapi harus diingat bahwa arah
arus pada tiap-tiap percabangan harus ada yang masuk dan keluar.
v Tentukan
arah tiap kelompok secara bebas (pada contoh di atas ada tiga). Sebaiknya
semuanya searah (seperti contoh di atas). Arah arus dari kelompok lingkaran
digunakan sebagai dasar untuk menberikan tanda positif atau negatif pada sumber
tegangan (V) maupun rugi tegangan (IR) dalam persamaan nantinya.
v Setelah
ditentukan arah arus kelompok, maka dibuat persamaan terhadap tiap kelompok,
arah arus listrik tiap cabang yang searah dengan arah arus yang menuju kutub
sumber tegangan, maka harga sumber tegangan tersebut positip. (lihat
contoh untuk lingkaran I).
v Bahwa
arus listrik yang mengalir dalam satu cabang besarnya sama (pada contoh: arus
yang mengalir pada
dan
adalah sama yaitu
).
Apabila nantinya setelah
dihitung ternyata harga arus pada cabang tertentu berharga negatif, ini
menunjukkan bahwa arah arus yang ditentukan semula adalah salah, oleh karenanya
perlu dibalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar